“DIDUGA KORUPSI DANA BOS BERDALIH MODUS GELEMBUNGKAN JUMLAH MURID, “SMK BUDI UTOMO JOMBANG PATUT JADI PERTANYAAN”
JOMBANG – JAWA TIMUR – TABIRNEWS (TN) – “DIDUGA KORUPSI DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DENGAN MODUS MENGGELEMBUNGKAN JUMLAH MURID “SMK BUDI UTOMO, JOMBANG PATUT DI PERTANYAKAN” (Senin 8 JULI 2019)
Salah satu “TRICK” Kepsek,Untuk mendapatkan keuntungan dari Anggaran Dana BOS, Yaitu dengan cara menggelembungkan jumlah murid setiap tahunnya, seperti hal nya yang terjadi di SMK BUDI UTOMO JOMBANG,Jawa Timur ini.
Pasalnya, menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) SMK BUDI UTOMO pada Tahun Ajaran 2014/2015 sampai Tahun Ajaran 2018/2019, telah terjadi selisih jumlah murid yang sangat signifikan, terutama pada Tahun Ajaran 2018/2019 selisih murid saat kenaikan kelas mencapai ratusan murid.
DIDUGA, hal ini dilakukan Kepsek SMK BUDI UTOMO, guna mendapatkan keuntungan dari dana BOS untuk memperkaya diri, dengan mengelembungkan jumlah murid.
Tidak sampai disitu saja, Kepsek SMK BUDI UTOMO ini juga dalam pencairan dana BOS tahun 2018 pada triwulan 1, 2 dan 4 , Selalu lebih dari jumlah murid yang ada di sekolah tersebut hingga puluhan murit per triwulannya.
Dalam laporan belanja dana BOS Tahun 2018 SMK BUDI UTOMO JOMBANG, ada beberapa Komponen yang “DIDUGA”Sangat tidak diyakini kebenaranya, seperti pembelian buku Teks K-13 untuk siswa, dengan dana sebesar Rp 560.302.000,. Hanya mendapatkan 823 Eksemplar saja.
Dalam Komponen penerimaan peserta didik baru, triwulan 2 sebesar Rp 29,700.000,. dan triwulan 3 sebesar Rp 34.077.200,. Untuk kegiatan Komponen Pembelajaran dan Ekstrakurikuler, pada triwulan 4 sebesar Rp 344.819.300,.Untuk Komponen Langganan daya dan jasa, pada triwulan 3 sebesar Rp 103.558.986,. Dan komponen perawatan sekolah mencapai Rp 236.374997,. dalam Setahun.
TEAM LIPSUS INVESTIGASI TABIRNEWS-TN, DAN LEMBAGA INVESTIGASI LPI TIPIKOR PUSAT, Sudah mengirimkan surat Konfirmasi tertulis melalui WhatsApp kepada Widodo selaku kepala SMK BUDI UTOMO, untuk mendapatkan jawaban terkait adanya DUGAAN tersebut.
Minggu 7 Juli 2019 sekira pukul 14.5 WIB, Widodo selaku kepala SMK BUDI UTOMO menjwab melalaui WhatsApp, “1. Kita nrima dana bos sudah sesuai dg MoU dan jumlah murid.
2. Kondisi tertentu ada perubahan MoU dan sudah disesuaikan.
3. Jika blm sesuai kami konfirmasi ke cabang dinas dan propinsi .
4. Kalo ada hal yg kurang pas menunggu petunjuk dari cabang dinas dan propinsi, yg kesemua itu sudah dilaporkan berkala via cabang dinas propinsi dan MKKS” Pungkas widodo.
“Saat Tahun 2017/2018 Semester 2 utk Rombel Kelas X ada sejumlah siswa yang belum dimasukkan oleh Operator Dapodik kami, sehingga ketika Tahun Ajaran berikutnya baru dimasukkan. Mestinya untuk Tahun Ajaran 2017/2018, malah terjadi Kurang Salur” tambah Widodo.
“Saya sudah diingatkan sama sistem fan dinas pak. Untuk 2 tahun terhir ini sudah 36 semua bahkan kuarang, Jumlah rombel saya 60 pak tahun kemarin 22, 19 ,19 ruang klas saya kurang pak ini saya berupa untuk bangun turus uang yysn bantuan pemerintah masih blm cukup dg jmlh peminat ke smk kami” jelas Widodo.
“Jmlh selisih murid dikrn ketika singkron blm bs masuk semua sampai cat off dan cairnya shg disemester berikutnya baru berhasil singkron shg tampaknya penambahan tetapi sejatinya memang murid saya banyak dan singkronnya perlu waktu.!Gih bapak kami melayami masyarakat untuk mencerdaskan anak bangsa saya ins tidak bohong” tutup Widodo.
Berhubung dengan jawaban Widodo Selaku Kepsek itu jauh berbeda, dengan data Dapodik SMK BUDI UTOMO, “Maka Aktivis Anti Korupsi “Suwandi dan Joko Waluyo S.H, Merasa Geram, dan Angkat Bicara Terkait hal itu”
“Kita akan Lihat, Kita Buktikan Nanti dimeja Hukum, Sepertinya Memang Harus digiring hal ini ke Kejaksaan..” Seperti SMKS KERABAT KITA Bumi Ayu Kecamatan Bumi Ayu Kabupaten Brebes – Jawa Tengah Tempo Lalu, Kepala Sekolah serta Wakil Kepala Sekolahnya Kami Giring ke Hotel Prodeo, Tepatnya Pada Tanggal 16-Oktober 2018 yang lalu..”Tegas Suwandi ini.
#Dengan ini maka “LEMBAGA LPI TIPIKOR PUSAT” Akan Segera Menempuh Jalur Hukum, Melaporkan Langsung ke Kejari Setempat, Agar ada “EFEK JERA” Tidak Mewabah,Menjamur Buat Kepala Sekolah – Kepala Sekolah lainnya.
LAPORAN KHUSUS : (ABDULLAH TABIR / TEAM INVESTIGASI LPI TIPIKOR)